Chelsea hanya memiliki satu stadion sepanjang sejarahnya yaitu Stamford
Bridge setlah dibeli oleh Gus Mears dan Joseph Mears pada 1904. Luasnya
pada waktu itu 12,5 hektar.
Arsitek Archibald Leatch yang pernah
merancang Ibrox, Celtic dan Hampden Park adalah otak awalnya. Dimulai
dengan bentuk mangkuk terbuka dan dan satu teras tertutup, Stamford Bridge pada awalnya memiliki kapasitas 100.000. Pembangunan teras bagian
selatan yang menutupi seperlima tegakan memiliki julukan “shed end”
setia menemani pendukung The Blues pada era 60-an hingga 80-an.
Pada tahun 70-an sebenarnya Stamford Bridge hendak di renovasi ulang namun
krisis keuangan membuat free holder
menjual kepada pengembang property hingga awal 90-an dimulai kembali
dengan sisi utara, barat dan selatan semua seatre dibuat lebih dekat
dengan tepi lapangan hingga selesai pada 2001.
Di era ini
Chelsea juga mengalami pengembangan di luar sektor sepakbola seperti
pembangunan hotel, apartemen, bar dan Chelsea megastore dengan tujuan
memberikan tambahan penghasilan bagi sisi bisnis.
Di era
Abramovich, hak nama Chelsea kini dipegang oleh Chelsea Pitch Owners
(CPO) dimana suporter menjadi pemegang saham utama untuk memastikan
bahwa klub tidak dijual ke pengembang. Dengan begitu bila klub dibeli
maka hak kepemilikan nama “Chelsea” tak bisa dipakai.
Sepanjang
sejarahnya, Stamford Bridge pernah digunakan untuk even-even sepakbola
semacam final Piala FA 1920/1922 dan juga sepuluh patai semi-final
terakhir dimana terakhir pada tahun 1978.
Selain sepakbola,
pertandingan-pertandingan olahraga lain seperti Rugby (All bLacks vs
Middlesex,1905) dan (New York Giants vs Chicago White Sox, 1914), Tinju
(Jimmy Wilde vs Joe Conn, 1918), Dirt Track Racing 1928-1932, Greyhound
Racing 1932-1968, Midget Car Racing 1948-1980 dan kriket pada 1980.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar